Senin, 16 April 2012

Senyawa Atom Karbon

Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
- Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:
- Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:
- Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
· senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.


· Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.
Klasifikasi hidrokarbon yang dikelompokkan oleh tatanama organik adalah:
  1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.[1] Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.[2]
  2. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.[3] Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.[4]
  3. Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.[2]
  4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.
Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax dan naftalena) atau polimer (contohnya polietilena, polipropilena dan polistirena).

Ciri-ciri umum

Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon pun juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan diantara atom karbon bersifat non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan "4-hidrogen" yang menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi ini, maka karbon mempunyai 4 elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ.
Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.
Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Danau berisi metana dan etana cair telah ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar Saturnus, seperti dinyatakan oleh Misi Cassini-Huygens.[5]
Deskripsi materi identifikasi unsur C dan H

Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Namun demikian, hidrokarbon merupakan sumber utama untuk membentuk senyawa karbon yang lebih besar dan kompleks.
Senyawa hidrokarbon terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Untuk mengetahui adanya unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa karbon dapat dilakukan suatu percobaan sederhana. Misalnya, pada pembakaran kayu, kertas, ikan, atau gula diperoleh zat yang berwama hitam. Zat yang berwarna hitam tersebut adalah karbon atau arang. Untuk membuktikan adanya hidrogen dalam senyawa karbon yaitu dengan memanaskan gula dalam tabung reaksi. Bintik air yang terbentuk pada dinding tabung sebelah dalam membuktikan adanya hidrogen.
Secara kimiawi, kehadiran karbon dan oksigen dapat dilihat pada rumus atom pembentuk senyawa/molekul itu. Misalnya, metana. Molekul ini memiliki rumus CH4. Molekul ini terdiri atas atom C dan H
Karbon adalah unsur yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dalam bentuk arang, grafit dan intan. Intan adalah zat padat yang bening berkilauan dan merupakan zat yang paling keras. Penggunaan intan sesuai dengan sifatnya yang keras dan mengkilap sebagian besar digunakan untuk perhiasan. Intan alam yang tidak cukup baik untuk perhiasan dan intan buatan digunakan untuk membuat alat pemotong. Intan bubuk digunakan untuk membuat ampelas. Grafit merupakan karbon yang bersifat licin dan dapat menghantarkan listrik. Grafit digunakan baik sebagai elektroda, bahan pelumas, bahan pembuat pinsil ataupun bahan pembuat komposit. Arang merupakan karbon yang dibuat dari kayu yang terbakar. Arang digunakan sebagai bahan pengadsorpsi zat warna ataupun sebagai obat sakit perut.
Hidrogen merupakan unsur teringan dan dalam keadaan bebas berupa molekul dwiatom yang berwujud gas. Hidrogen umumnya terdapat sebagai air atau zat-zat organik. Gas hidrogen merupakan gas yang tak ber-warna, tak berbau dan tak berasa, sedikit larut dalam air. Senyawa hidrogen umumnya merupakan senyawa kovalen. Dalam kehidupan sehari-hari hidro-gen digunakan sebagai bahan untuk membuat macam-macam persenyawaan organik, untuk mengeraskan minyak, bahan bakar dan pengisi balon udara.
Pada mulanya senyawa karbon disebut senyawa organik karena senyawa itu berasal dari makhluk hidup. Namun, setelah diketahui bahwa senyawa organik juga dapat dibuat oleh manusia maka senyawa organik berubah menjadi senyawa karbon. Selain senyawa organik dikenal juga senyawa anorganik, yaitu senyawa yang bukan berasal dari makhluk hidup. Senyawa organik dan anorganik mempunyai perbedaan dalam hal kereaktifan, titik cair, dan titik didih serta kelarutan. Perbedaannya yaitu senyawa organik mempunyai kereaktifan, titik cair, dan titik didih yang lebih rendah dibanding senyawa anorganik. Dalam hal kelarutan, senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti alkohol daripada dalam pelarut polar seperti air.
Senyawa karbon didefinisikan sebagai semua senyawa yang mengandung atom karbon (C), dengan pengecualian senyawa karbon seperti oksida karbon, karbonat, dan sianida. Senyawa karbon yang paling sederhana dikenal dengan hidrokarbon, yang hanya terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H). Dalam senyawa karbon, selain unsur karbon dan hidrogen terdapat unsur lain seperti oksigen, nitrogen, sulfur atau posfor.
Untuk mengetahui keberadaan unsur karbon, hidrogen dalam senyawa karbon dapat dilakukan dengan percobaan sederhana, misalnya dengan pembakaran. Salah satu contoh dari senyawa karbon adalah gula (C11H22O11). Adanya unsur karbon dan hidrogen pada gula pasir dapat ditunjukkan melalui reaksi pembakaran. Apabila senyawa gula pasir dibakar atau dioksidasi sempurna maka karbon akan berubah menjadi CO2 dan hidrogen akan berubah menjadi H2O, melalui reaksi.
C11H22O11 (s) + 32O2 (g) 21CO2 (g) + 22H2O (g)
Adanya H2O dapat ditunjukkan dengan terbentuknya embun pada dinding pipa penghubung. Selain itu, keberadaan air tersebut dapat di uji dengan menambahkan CuSO4 anhidrat. Berubahnya serbuk putih CuSO4 anhidrat menjadi berwarna biru menunjukkan adanya H2O.
CuSO4 (s) + 5H2O (l) CuSO4.5H2O (s)
Sedangkan adanya gas CO2 dapat ditunjukkan dengan timbulnya kekeruhan apabila gas CO2 tersebut dialirkan pada larutan kalsium hidroksida Ca(OH)2 atau air kapur, membentuk endapan CaCO3, menurut persamaan reaksi berikut.
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)
Terkadang kurangnya oksigen menyebabkan terjadinya reaksi pembakaran yang tidak sempurna. Menanggapi hal ini, digunakan oksidator untuk menyebabkan terjadinya reaksi pembakaran sempurna. Dalam kasus pembakaran gula pasir ini, dapat digunakan CuO sebagai oksidator dan uap gula pasir yang akan mengalami reaksi oksidasi, sebagaimana persamaan reaksi
C11H22O11 (s) + 2CuO (s) + 321/2O2 (g) 21CO2 (g) + 22H2O (g) + Cu2O (s)
Terjadinya reaksi oksidasi sempurnya ditunjukkan dengan terbentuknya zat berwarna merah yaitu Cu2O.

I. Daftar Pustaka      
Akses 12/04/11 21:15 WIB
Akses 12/04/11 21:22 WIB
Akses 12/04/11 21:24 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar